Jumat, 30 Mei 2014

AWAL MULA

"Ya, anak-anak ! kita memiliki teman baru yang pindah dari sekolah lamanya. Silahkan perkenalkan dirimu,.."

"Hmm..., Nama saya Nailef." Gadis kecil itu pun diam setelah memperkenalkan dirinya.

"Hanya segitu saja?" tanya ibu guru heran. Nailef pun mengangguk tersenyum malu. "Baiklah kamu boleh duduk. Disana saja dibangku yang kosong itu". Nailef pun berjalan menuju kursi yang ditunjuk oleh ibu guru tadi. Kelas itu seperti biasa saat gadis kecil itu masuk. Tapi untuk Ikkaz, itu adalah momen yang berharga yang akan menjadi kenangan dari kehidupannya dan ini adalah awal mula kisahnya. Nailef,... Hmmm, nama yang unik buat Ikkaz. Gadis ini biasa saja, pikirnya. Dia tak berbeda dengan anak perempuan SD lainnya. Tidak tinggi, rok merah berlipit biasa, serta tak perhiasan yang menggantung di badannya. Tapi ada sesuatu yang merasuki pikirannya, sesuatu yang membuat dia terus berpikir apakah gadis berkacamata ini adalah seorang bidadari seperti yang didengarnya dari ibunya dalam dongeng pengantar tidur. Kulit yang putih, rambut lurus sebahu, dan sebuah tahi lalat di bibir yang membuat jantungnya berdegup kencang. Hmmm... Aneh, mengapa aku bisa seperti ini, pikir Ikkaz. Nailef berjalan ke arahnya, ternyata kursi kosong yang ditunjuk oleh ibu guru tepat disebelah kirinya. Wooowwww! Ini adalah sebuah anugerah, batin Ikkaz.
"Ya, kita mulai pelajarannya anak-anak. Silahkan ambil buku bahasa indonesia......"


Teng ! Teng ! Teng ! Bel istirahat jam pertama berbunyi. "Hei, kita ke kantin yuk!" ajak Andri kepada Ikkaz. Ikkaz pun melirik ke gadis disampingnya. Nailef hanya duduk diam, seperti sedang melamun. " Hai, ke kantin yuk!" kata Ikkaz tiba-tiba mengagetkan Nailef. " Maaf, aku disini saja". " Ngapain sendiri disini, liat kelas sudah kosong." rayu Ikkaz. " Gak apa-apa kok" jawab samb